Sidogiri, Pesantren Ternama yang Ada di Bangkalan Madura




Sidogiri merupakan salah satu pesantren tertua dan terbesar di Indonesia. Pesantren ini terletak di desa Sidogiri, kecamatan Proppo, kabupaten Bangkalan, Madura.
Pesantren Sidogiri didirikan pada tahun 1718 oleh Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Latif atau yang dikenal dengan Kiai Kholil Bangkalan. Kiai Kholil merupakan seorang ulama besar dan kharismatik yang banyak dikagumi oleh para pengikutnya.
Sejak awal berdirinya, Sidogiri telah menjadi pusat pendidikan agama Islam yang terkemuka. Banyak ulama dan kiai besar yang pernah belajar di pesantren ini. Di antaranya adalah Syaikhona Kholil, Syaikhona Marzuki, dan Syaikhona Djauhari.
Sidogiri terkenal dengan metode pendidikannya yang unik dan khas. Metode ini dikenal dengan nama "sorogan". Sorogan adalah metode pengajaran di mana santri belajar secara langsung kepada gurunya dengan membaca kitab-kitab kuning.
Sistem sorogan ini sangat efektif dalam mendidik santri karena memungkinkan mereka untuk belajar secara mendalam dan memahami materi pelajaran dengan baik. Selain itu, Sidogiri juga mengajarkan berbagai macam ilmu agama, seperti fiqih, ushul fiqih, akhlak, dan tafsir.
Tidak hanya terkenal dengan metode pendidikannya, Sidogiri juga dikenal dengan tradisi dan budayanya yang unik. Pesantren ini memiliki banyak tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini, seperti tradisi "jajanan" dan tradisi "salaman".
Tradisi jajanan adalah tradisi di mana santri setiap hari membawa makanan ringan untuk dimakan bersama-sama. Tradisi ini bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara santri.
Sedangkan tradisi salaman adalah tradisi di mana santri menyalami gurunya setelah selesai belajar. Tradisi ini bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada guru yang telah membimbing mereka.
Selain tradisi dan budayanya yang unik, Sidogiri juga memiliki beberapa bangunan ikonik, seperti Masjid Jami' dan Menara Asy-Syifa. Masjid Jami' adalah masjid utama di Sidogiri yang digunakan untuk shalat berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya.
Sedangkan Menara Asy-Syifa adalah menara yang dibangun pada tahun 1914 oleh Kiai Kholil. Menara ini menjadi simbol kebesaran dan kejayaan Sidogiri.
Sidogiri telah banyak berkontribusi dalam pengembangan agama Islam di Indonesia. Pesantren ini telah melahirkan banyak ulama dan kiai besar yang berkiprah di masyarakat. Selain itu, Sidogiri juga telah menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya Islam.
Hingga saat ini, Sidogiri masih menjadi pesantren yang terkemuka dan banyak diminati oleh para santri. Pesantren ini terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan tradisi dan ajaran leluhurnya.
Bagi Anda yang ingin mendalami ilmu agama Islam dan ingin merasakan pengalaman belajar di pesantren tradisional, Sidogiri adalah pilihan yang tepat.