Banjir di Jakarta Barat: Kisah Pilu Penduduk dan Dampak Tak Terlihat




Banjir yang melanda Jakarta Barat pada awal tahun ini bukan sekadar genangan air yang menyulitkan mobilitas. Di balik air keruh yang menggenangi rumah-rumah, terdapat kisah-kisah pilu dan dampak tak terlihat yang membebani penduduk.

Saya berkesempatan berbincang dengan beberapa warga yang terdampak banjir. Ibu Sari, seorang ibu rumah tangga, bercerita tentang perjuangannya menyelamatkan harta benda ketika air masuk ke rumahnya. "Saya langsung panik waktu lihat air udah sampai selutut. Saya dorong barang-barang ke tempat yang lebih tinggi, tapi banyak yang nggak sempat terselamatkan," tuturnya lirih.

Kisah Pak Budi, seorang tukang ojek, tak kalah menyedihkan. Banjir membuat penghasilannya berkurang drastis karena jalanan yang tergenang. "Biasanya saya bisa dapat sampai 100 ribu sehari, sekarang cuma dapet 20 ribu sampai 30 ribu. Kasihan anak-anak saya di rumah," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Selain kerugian materi, banjir juga berdampak pada kesehatan mental penduduk. Ruina, seorang mahasiswa, mengaku mengalami kecemasan dan insomnia setelah rumahnya kebanjiran. "Saya selalu kepikiran kalau banjir akan datang lagi. Setiap hujan deras saya jadi takut," ungkapnya.

Selain kisah-kisah pilu, banjir di Jakarta Barat juga membawa dampak tak terlihat yang tidak disadari banyak orang. Salah satunya adalah polusi udara akibat sampah dan genangan air yang tercemar. Polusi ini berpotensi menimbulkan berbagai penyakit pernapasan, terutama bagi anak-anak dan orang tua.

    Dampak lain yang tak terlihat adalah kerusakan infrastruktur. Banjir dapat mengikis jalanan, merusak jembatan, dan mengganggu jaringan listrik. Kerusakan ini berdampak jangka panjang pada kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun sosial.

Banjir di Jakarta Barat adalah sebuah pengingat bahwa kita harus lebih peduli pada lingkungan dan sistem drainase kota. Banjir bukan hanya sekedar peristiwa sesaat, tapi juga membawa dampak yang mendalam bagi kehidupan masyarakat.

Dengan kesadaran dan kepedulian bersama, kita dapat mengurangi risiko banjir dan menciptakan kota yang lebih layak huni untuk semua.