Andi Gani Nena Wea, Sang Sanggar Pelestari Tenun Ikat NTT




Di tengah gempuran budaya asing, Andi Gani Nena Wea tetap teguh melestarikan tenun ikat Nusa Tenggara Timur (NTT). Sanggar yang didirikannya menjadi tempat pengrajin perempuan berinovasi dan berkarya.
Dalam hiruk pikuk zaman modern, di mana gaya hidup serba cepat dan budaya serba instan, masih ada sosok yang gigih melestarikan kebudayaan asli Indonesia. Salah satunya adalah Andi Gani Nena Wea, pendiri Sanggar Tenun Ikat "Ende Kio".
Di sebuah rumah sederhana di Ende, Flores, sanggar milik Andi Gani berdiri. Di sana, para perempuan pengrajin menenun dengan terampil, tangan mereka lincah menggerakkan benang-benang warna-warni, menciptakan motif indah pada lembaran kain.
Andi Gani, seorang pria paruh baya berambut putih, tampak sumringah melihat para pengrajinnya bekerja. Ia berkisah tentang perjalanannya mendirikan sanggar tersebut. Berawal dari keprihatinannya melihat tenun ikat NTT yang semakin langka, ia bertekad untuk melestarikannya.
"Tenun ikat NTT adalah kekayaan budaya yang harus kita jaga," ujarnya penuh semangat. "Saya ingin generasi muda NTT bangga mengenakan tenun ikat sebagai identitas mereka."
Andi Gani pun mulai mengumpulkan perempuan pengrajin di sekitar rumahnya. Ia mengajari mereka teknik menenun tradisional, serta mendorong mereka untuk berinovasi menciptakan motif-motif baru.
Hasilnya sungguh luar biasa. Tenun ikat hasil karya para pengrajin Sanggar Ende Kio mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Tak hanya di NTT, tenun ikat tersebut juga dipasarkan hingga ke mancanegara.
Sanggar Ende Kio tidak hanya menjadi tempat produksi tenun ikat. Bagi Andi Gani, sanggar tersebut juga menjadi tempat pemberdayaan perempuan. Para pengrajin yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, memperoleh penghasilan tambahan dari hasil penjualan tenun ikat.
"Saya senang melihat para pengrajin saya bisa mandiri dan berdaya," kata Andi Gani. "Mereka bukan hanya melestarikan budaya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka."
Kisah Andi Gani Nena Wea dan Sanggar Tenun Ikat Ende Kio menginspirasi banyak orang. Perjuangannya melestarikan tenun ikat NTT menunjukkan bahwa budaya asli Indonesia masih dapat berkembang di tengah era globalisasi.
"Saya percaya, jika kita semua mau peduli dan melestarikan budaya kita, Indonesia akan menjadi negara yang kaya dan bermartabat," pungkas Andi Gani.
Maka, mari kita dukung Andi Gani Nena Wea dan para pengrajin tenun ikat NTT. Dengan membeli dan mengenakan tenun ikat, kita bukan hanya tampil modis, tetapi juga ikut serta melestarikan kekayaan budaya Indonesia.